Luwu Timur, Penalutim.com – Tim program Pengembangan dan Pemberdayaan Masyarakat (PPM) PT Vale Indonesia Tbk menggelar Sharing Session di Halaman Rumah Sehat HIPHO, Sorowako (18/1/2022).
Peserta yang hadir merupakan para pendamping atau konsultan program PPM PT Vale diantaranya KNK, Commit Foundation, Aliksa Organik, dan juga Yayasan Peduli Negeri.
Kegiatan yang bertujuan memberi pengetahuan baru, insight baru, dan juga alternatif metode pendampingan baru bagi para pendamping tersebut menghadirkan Ashar Karateng, Direktur Eksekutif COMMIT Foundation sebagai pemateri yang berlatar belakang praktisi pemberdayaan masyarakat sejak tahun 90-an.
Dalam paparannya, Ashar menyampaikan arti dan makna dari tugas seorang fasilitator. “Fasilitator berasal dari kata Facile dan Ate, artinya membuat sesuatu hal atau keadaan menjadi lebih mudah,” jelasnya.
Ashar menyampaikan bahwa tugas pendamping program adalah sebagai fasilitator bagi masyarakat dan perusahaan pemilik program pemberdayaan. Maka menurut Ashar penting bagi seorang pendamping program pemberdayaan untuk senantiasa meningkatkan kemampuan fasilitatornya, mengingat kondisi masyarakat dan tantangan di lapangan yang dinamis.
“Fasilitator harus adaptif dan terus berbenah. Setiap masalah yang terjadi di masyarakat itu tentu perlu fasilitasi, perlu konfirmasi dan pengumpulan data dan informasi yang faktual. Tugas kita sebagai fasilitator untuk mengajak masyarakat memahami realitas, isu dan mencari solusi bersama,” ujarnya.
Salah seorang peserta yang merupakan pendamping program PPM PKPM, Muhammad Alwi Chaidir mengaku perlu untuk meningkatkan kapasitas diri sebagai fasilitator, mengingat perubahan yang kerap terjadi di masyarakat.
“Program PKPM yang telah dijalankan selama lima tahun dan saat ini sedang transisi untuk fase berikutnya. Ada banyak pembelajaran, kisah manis dan juga prestasi dalam pengembangan kawasan dan praktik pemberdayaan di lingkar tambang yang semakin penuh tantangan,” ungkapnya.
Ada 10 kawasan strategis pengembangan kawasan dan lekat dengan pengembangan fungsi keekonomian seperti pengembangan pertanian Mahalona Raya, pengembangan Bumdesma, apartemen ikan dan rehabilitasi mangrove di Malili, destinasi wisata Trans Water Park di Puncak Indah Malili hingga kawasan Pujasera Towuti yang menjadi wahana ekonomi UMKM setempat.
Manager Social Development Program PT Vale, Ardian Indra Putra yang juga hadir dalam kegiatan tersebut berharap para peserta dapat mengambil inisiatif atau inovasi dari istilah-istilah yang dijumpai di Sharing Session guna meningkatkan kualitas diri dan kualitas program PPM di Luwu Timur.
Tentang Ashar Karateng
Ashar Karateng memulai karir ber-LSM bersama sahabat kampus dan HMI di Kota Makassar pada pertengahan tahun 90-an.
Kiprahnya yang banyak mendapat pujian kala itu adalah saat menjadi manajer Bank Perkreditan Rakyat Galesong yang menjadi model bagi banyak BPR di Sulsel bahkan di Indonesia.
Dia juga banyak berkecimpung pada berbagi proyek pemberdayaan masyarakat yang didukung oleh Jepang International Cooperation Agency (JICA) seperti JICA CEP, PKPM Bappenas hingga JICA CD Project antara tahun 2007 hingga 2012.
Pengalamannya melatih tak hanya di dalam negeri tetapi juga di luar negeri seperti Jepang hingga Bhutan. Beberapa buku pun telah dihasilkan seperti Mewakafkan Hati untuk Perubahan terkait tema kesehatan di Lombok Timur.
Buku lainnya adalah pengalaman Pemberdayaan Masyarakat di Lingkar Tambang hingga menjadi editor untuk buku pemberdayaan masyarakat yang ditulis Wada Nobuaki dan Nakata Toyokazu: Reaching Out to Field Reality, buku untuk para pelaku pembanguanan masyarakat.
Ashar adalah peserta pelatihan Participatory Local Social Development PLSD Nagoya yang diampu Prof Ohama, dia juga ‘murid langsung’ Wada Nobuaki dalam pengembangan metode kefasilitatoran berbasis fakta Meta Facilitation.
Editor : Mujur