Penalutim.co.id, Jakarta – Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan (Kabalitbang) Kementerian Pendidikan dan Budaya (Kemendikbud), Totok Suprayitno mengungkapkan hasil Ujian Nasional (UN) tahun 2018 ini dapat menjadi alat deteksi awal adanya kelemahan sistem pembelajaran.
Hal itu disampaikannya saat jumpa pers hasil UN SMP 2018, Senin, (28/5/18) di kantor Kementerian Pendidikan dan Budaya, Jakarta.
Totok menilai bahwa dalam proses pembelajaran perlu adanya evaluasi, evaluasi dalam bentuk UN ini menurutnya, akan lahir rekomendasi perbaikan pengajaran kedepannya. “UN bukan hanya sebagai alat pemetaan, tetapi lebih kepada alat diagnosa untuk merekomendasikan upaya perbaikan kualitas proses belajar,” ujarnya kepada awak media.
Dalam persentasinya Totok menyampaikan bahwa nilai rata-rata UN dari tahun 2016 ke 2018 mengalami penurunan yang cukup signifikan yaitu sebesar 3,17 persen, dimana nilai rata-rata siswa SMP tahun 2016 sebesar 58,61. Sedangkan untuk tahun 2017 nilai rata-ratanya mulai menurun yaitu sebesar 54,25, dan tahun 2018 ini penurun semakin tajam yaitu mencapai angka 51, 08.
Direktur Jendral Pendidikan Dasar dan Menengah (Dirjen Dikdasmen) sekaligus pelaksan tugas Direktur Jendral Guru dan Tenaga Kependidikan (Plt. Dirjen GTK), Hamid Muhammad menyampaikan perbaikan proses belajar tidak bisa dilakukan secara seragam. Pelatihan guru perlu mengakomodir ragam tiap kebutuhan satuan pendidikan dan salah satunya berdasarkam hasil analisis ujian nasional.
“Pelatihan guru yang seragam tidak akan efektif memperbaiki permasalahan yang beragam dimasing-masing sekolah,” ungkapnya.
Selanjutnya Musyawarah Guru Mata Pelajaran (MGMP), anggap Hamid, akan lebih optimal merancang model dan melaksanakan pelatihan yang relevam dengan kebutuhan. Dinas pendidikan perlu mendorong dan memfasilitasi tumbuh kembangnya atmosfer profesioanal disetiap MGMP dan Musyawarah Kerja Kepala Sekolah (MKKS) agar dapat menjadi wahana peningkatan kopentensi guru secara berkelanjutan.
Adapun jumlah siswa peserta UNBK 2018 ini melonjak tajam dibandingkan tahun 2017 kemarin. Sebanyak 1.977.027 (61,36%) siswa peserta, sebelumnya hanya 1.136.739 (36.05%) siswa peserta. Sementa siswa peserta ujian berbasis kertas dan pensil (UNKP) SMP 2018 menurun tajam, di tahun 2017 mencapai 2.016.443 (63.95%) sedangkan pada 2018 berada diangka 1.244.880 (38,64%).
Ketua Badan Standard Pendidikan Nasional (BSPN), Bambang Suryadi , menyampaikan bahwa pelaksanaan ujian UN SMP 2018 ini berjalan lancar dan baik sesuai dengan pos yang ditetapkan. “Hasil pemantuan yang dilaksanakan dilapangam menunjukan bahwa prinsip-prinsip penyelenggaraan UN baik UNBK atau UNKP telah berjalan baik, manajemen waktu juga berjalan maksimal,” katanya.
Penulis : Satroy
Editor : Ayu
Foto : Satroy
Comment