Penalutim.com, Makassar – Calon Bupati dan Wakil Bupati Luwu Timur, Nomor Urut Satu, Isrullah Achmad-Usman Sadik memaparkan Cara mempertahankan dan melestarikan kearifan lokal Budaya Macera Tasi sebagai wadah promosi objek wisata di Luwu Timur.
“Acara Macera Tasi itu dilakukan semenjak terbentuknya kabupaten Luwu Timur. Bupati dua periode sebelumnya melaksanakan Macera Tasi setiap tahun. Tentu ini merupakan kerinduan masyarakat Luwu Timur. Karena, ini merupakan bahagian budaya Luwu Timur,” Ucap Usman Sadik.
Sayangnya, lanjut Usman, di masa pemerintahan Budiman-Akbar saat ini sebagai paslon 02 tidak melaksanakannya lagi. Sehingga, masyarakat banyak mempertanyakannya. Termasuk saya selaku pimpinan DPRD saat itu bagaiamana dengan kegiatan acara Maccare Tasi ini.
“Kami menyampaikan kepada masyarakat bahwa pada prinsipnya kegiatan tersebut adalah bentuk kesyukuran masyarakat Luwu Timur yang harus dilaksanakan tapi sayangnya pemerintah daerah di masa Budiman-Akbar tidak lagi melaksanakannya,”Papar Usman Sadik.
Menanggapi hal tersebut. Budiman-Akbar mengatakan bahwa terkait mencerahkan Tasi hanya pertama dan sekali saja dilaksanakan di jaman Opu Hatta. Dan sejalan dengan waktu, masyarakat semakin Religi. Sehingga perlu untuk kita revisi. Dan bagaiamana cara untuk melakukannya. Sehingga tidak ada benturan spritual di tengah masyarakat. Karena kita harus menjaga keberagaman di tengah masyarakat. Sehingga hal ini bisa kita imbangi menjadikan Luwu Timur jadi lebih baik lagi.
Hal tersebut kembali ditanggapi Isrullah-Usman, menurutnya Macera Tasi tidak melihat dari Ritualnya. Tapi melihat bentuk kesyukuran sekaligus memperkenalkan wisata kita yang ada di Kabupaten Luwu Timur. Itulah makna sebenarnya. Kenapa Opu Hatta kemarin di masa pemerintahannya. Melaksanakan hal tersebut. Sebenarnya bukan Ritualnya. Tapi dia lebih mengedepankan rasa syukur sekaligus memperkenalkan seluruh wisata-wisata kita yang ada di Luwu Timur. Khususnya Bulu Poloe yang ada di Kabupaten Luwu Timur. (*).