Lomba Karnaval Antar TK se Kecamatan Towuti Diduga Diwarnai Kecurangan

Daerah57 views

Penalutim.com, Towuti – Menyongsong dirgahayu Republik Indonesia ke-79, banyak cara dilakukan untuk merayakan kemerdekaan Indonesia, yang jatuh pada tanggal 17 Agustus.

Salah satu kegiatan yang umum dilaksanakan adalah perlombaan karnaval antar sekolah.

Terkhusus di kecamatan Towuti, para murid Taman Kanak-kanak (TK) yang berasal dari 24 TK dan Playgroup, memadati halaman Kantor Camat Towuti, Jalan Veteran nomor 3, Desa Langkea Raya, Selasa (12/8/2024).

Senyum sumringah memancar jelas, dari wajah para bocah-bocah imut nan menggemaskan, yang mengenakan berbagai macam kostum.

Mulai dari profesi seperti TNI/Polri, Tenaga Medis, kostum tradisional dari suku-suku di Indonesia, serta aneka ragam hewan dan tumbuhan.

Para peserta menempuh rute berjarak kurang lebih 1 kilometer, dimulai dari halaman Kantor Camat Towuti, menuju jalan Veteran, lanjut ke jalan Gatot Subroto, berbelok ke jalan Diponegoro, terus ke jalan Ahmad Yani, dan berakhir kembali di halam kantor Camat Towuti.

Namun, seperti pepatah, tak ada sistem yang sempurna.

Perlombaan karnaval antar TK yang sejatinya harus sportif dan kreatif, diduga diwarnai tindakan tak terpuji oleh oknum dewan juri.

Kesaksian itu diungkapkan oleh Yunus (48), warga desa Tokalimbo.

Pria yang berprofesi sebagai petani itu menuturkan, dari 3 dewan juri yang tersebar di rute, salah satu juri yang berada dititik depan Masjid At-Taqwa Towuti, menjalin kerjasama dengan peserta.

“Tadi saya menonton didepan Masjid At-Taqwa, tiba-tiba saya dengar percakapan juri yang ada via handphone. Dia bertanya nomor urut berapa tadi anggota ta, terus jurinya bilang lagi oh nomor urut 6 dan 9”, tutur Yunus.

Karena penasaran, ia lantas menuju lokasi finish sebelum pengumuman pemenang.

Saat berada disana, dirinya mendengar beberapa guru dari peserta nomor urut 6 dan 9,mengatakan kepada muridnya bahwa mereka sudah pasti juara.

Dengan spontan dia berteriak, menang orang dalam.

Dan benar saja peserta nomor urut 6 dan 9 menduduki juara 1 dan 3.

Hal serupa juga diungkapkan Hasriani, (32) warga desa Bantilang, yang juga menyaksikan lomba tersebut.

“Sebelum pengumuman juara, saya mengintip dibelakang dewan juri, melihat siapa yang juara. Namun dikertas penilaian tidak ada nama sekolah, cuma nomor urut peserta dan nilainya. Dan ada beberapa peserta yang nilai akhirnya diubah”, ungkapnya.

Saat dikonfirmasi via WhatsApp, ketua panitia lomba karnaval antar TK, Saidah, mengungkapkan tak tahu menahu akan hal tersebut.

“Saya tidak tahu kalau ada hal yang seperti itu. Tujuan lomba ini kan salah satunya adu kreativitas, juga untuk menjalin silaturahmi antar TK dan Playgroup. Bukan adu nepotisme, siapa kuat orang dalam. Usut saja jika terjadi,” tutupnya. (*)