Penalutim.com, Luwu Timur – Asosiasi petani lada Loeha raya bersama dengan masyarakat secara serentak memasang baliho beberapa titik di 5 desa yakni, Desa Ranteangin, Loeha, Bantilang, Tokalimbo, dan Masiku yang bertepapatan di hari ulan tahun PT Vale Indonesia TBK (PTVI) yang ke 56.
Ketua Asosiasi Petani Lada Loeha Raya, Yahya Muhtar, mengatakan, Hal ini dilakukan, sebagai bentuk Penolakan Ekspansi Nikel di Blok Tanamalia, di mana Vale sudah hadir di Luwu Timur 56 tahun lamanya dan khususnya di wilayah kecamatan Towuti. Namun, Petani Lada Loeha raya belum merasakan Dampak dari segi Ekonomi hadirnya Vale, sekalipun Loeha raya masuk wilayah pemberdayaan.
“Dengan hadirnya perluasan tambang PT Vale di blok tanamalia, kami merasa khawatir keberlanjutan Lada dan sumber kehidupan kami menjadi terancam,” Kata Yahya kepada Penalutim, Selasa (6/8/2024).
Menurutnya, PT Vale sudah melakukan kegiatan Eksplorasi di Tanamalia sudah berjalan 1 tahun lebih. Namun, belum pernah melakukan sosisalisasi terbuka kepada Petani terlebih dahulu. Sehingga, kami merasa resah dengan adanya kegiatan teraebut, sebagai salah satu perusahaan besar harusnya menjalankan progres sesuai SOP Perusahaan international.
Olehnya itu, lanjut Yahya, Kami meminta PT Vale segera hentikan Kegiatan Eksplorasi dan Eksploitasi di blok Tanamalia. Khususnya, wilayah kebun-kebun Lada Petani, dan hargai hak-hak petani. Karena, satu-satunya sumber kehidupan masyarakat Loeha raya melalui komoditi Lada.
“Dengan berdirinya baliho penolakan tambang sebagai bentuk Penolakan keras oleh petani Lada. Bahwa, Lada sudah terbukti mampu mensejahterakan masyarakat Loeha Raya yang sebelumnya jauh dari kata sejahterah. Sehingga, masyarakat petani lada “Mengatakan KEBUN KAU TAMBANG KAMI SIAP PERANG” Demi Mempertahankan Sumber Penghidupan Kami,” Tegas Yahya.
Yahya bilang PT Vale belum pernah melakukan sosialisasi secara terbuka bersama Petani Lada.
“Belum pernah secara terbuka dan resmi, hanya sekelompok orang tertentu atau sembunyi-sembunyi,” Bebernya.
Yahya juga membenarkan rencana aksi demo yang akan dilakukan oleh ribuan Petani Lada Loeha Raya dalam waktu dekat ini.
“Iye lagi atur waktu yang tepat. Estimasi massa 2000 orang yang akan turun aksi menolak Tambang di Blok Tanamalia,” ungkap ketua Asosiasi Petani Lada (APL) Loeha Raya.
Menanggapi hal ini. Head of Corporate Communications PTVI, Vanda memberikan tanggapannya melalui keterangan tertulis.
PT Vale Indonesia Tbk. (”Vale” atau ”PTVI”) menyadari terjadinya penolakan aktivitas tambang nikel di kawasan Luwu Timur oleh para petani dengan adanya baliho di lima wilayah desa. Perlu diketahui bersama, bahwa rencana penambangan operasional perusahaan berada di luar kawasan perkebenunan Luwu Timur.
Selain itu, praktik perkebunan lada yang telah berjalan sejak beberapa tahun ke belakang, sejatinya menggunakan Kawasan Hutan Lindung yang kepemilikannya diamanatkan oleh Pemerintah kepada perusahaan melalui pemberian izin PPKH melalui Surat Keputusan Menteri Lingkungan Hidup Nomer 235 tahun 2024.
Sebagai pemegang izin, PT Vale memiliki kewajiban untuk melakukan pengamanan kawasan hutan dalam lingkup izin yang diberikan.
Kami sangat berempati dengan masyarakat yang tinggal di sekitar hutan yang turut memanfaatkan sumber daya alam untuk mata pencaharian sehari-hari. Hutan sebagai sumberdaya alam memang perlu kita jaga bersama agar manfaat yang diberikan bisa dirasakan juga oleh generasi mendatang. Fakta yang perlu diketahui bersama adalah aktivitas eksplorasi yang akan dikerjakan oleh PTVI, telah mendapatkan Izin Usaha Pertambangan Khusus (IUPK) dari Kementerian Energy & Sumberdaya Mineral Republik Indonesia. Izin eksplorasi ini berlaku hingga tahun 2035.
Transparansi merupakan nilai yang selalu kami gaungkan, dan komunikasi dua-arah selalu dijalin dengan para masyarakat sekitar. Oleh sebab itu, kami terus memastikan adanya dialog terbuka antara Vale dengan masyarakat setempat yang berpotensi terdampak. Sementara itu, kolaborasi sangatlah penting untuk direaliasikan, dan kami telah berkoordinasi secara aktif oleh para Kepala Desa di Loeha Raya, kecamatan dan kabupaten, serta pemangku kepentingan terkait. Pada akhirnya, tujuan utama yang perlu dicapai adalah yang dapat memberikan manfaat kepada semua pihak.
Kami mendengar dan menerima segala bentuk saran dan kritik konstruktif agar kita bersama-sama dapat melestarikan hutan dan budaya yang selama ini telah dijaga. Kami berharap praktik nikel pertambangan berkelanjutan yang sudah terselenggara saat ini oleh PTVI di Sorowako dapat menjadi penyeimbang antara pertambangan yang lestari dengan praktik petani lada di Loeha Raya yang sudah terselenggara. Demikian keterangan tertulis yang disampaikan Head of Corporate Communications PTVI kepada Penalutim melalui pesan WhatsApp, Rabu (7/8/2024). (*)