Ketika Urin Menjadi Alat Ukur Kesehatan, Begini Pandangan Peneliti

Penalutim.com, Surabaya – Cairan pada urin dihasilkan dengan cara memfiltrasi (menyaring) darah. Proses ini dilakukan di ginjal. Ingat konsep berikut asupan-darah-ginjal-urin. Apapun yang kita konsumsi akan diserap oleh usus halus dan kemudian masuk ke darah dan diedarkan ke seluruh jaringan tubuh. Sel tubuh akan melakukan metabolisme dan sisa-sisa metabolisme tersebut selanjutnya di eksresi melalui ginjal dan akhirnya keluar menjadi urin.

Karena proses ini satu rangkaian maka apapun yang terjadi pada darah akan terlihat pada urin. Jika demikian, berarti urin dapat menjadi indikator kesehatan kita. Apa saja yang bisa kita amati dengan mudah. Tentunya volume, pH, warna, bau.

Volume Urin
Jumlah volume urin menggambarkan kecukupan air dalam tubuh. Sederhananya Jika tubuh kekurangan asupan cairan maka volume darah juga akan turun sehingga mengakibatkan volume urin menurun. Uniknya tubuh memiliki mekanisme stabilisasi. Penurunan volume pada darah ini akan memaksa ginjal melakukan kompensasi pemenuhan cairan dengan cara reabsorbsi cairan. RS. Siloam, dalam situsnya dikatakan normalnya orang dewasa harus memiliki volume urin sekitar 600–2000 ml/hari [1]. Adanya penurun volume dan frekuensi miksi yang signifikan harus menjadi perhatian terutama pada anak-anak.

pH Urin
Perubahan asupan makanan, aktivitas, metabolisme, dan pengobatan dapat mengubah pH pada darah. Manifestasinya dapat kita lihat pada pH urin. Ambil kertas pH meter universal dan cek. Dikatakan normal jika berada pada skala 4,5–8 demikian yang dituliskan di Healthline dan Alodokter [2]. Terlalu

Warna Urin
Biasanya warna pada urin akan terpaut pada kadar pH. Semakin asam (pH makin rendah) warna urin akan cenderung pekat. Kuning cenderung ke pekat biasanya karena kondisi dehidrasi. Konsumsi obat tertentu juga mengubah warna urin.

Namun, jangan kaget jika setelah konsumsi buah naga dan warna urin berubah. Hal ini wajar karena buah naga mengandung Betalain dan Antosianin yang larut dalam air. Akan berkurang-hilang dengan sendirinya.

Solusi Mudah
Mudah dan cepat jika kondisi urin memang hanya masalah fisiologis. Memperbaiki asupan cairan yang masuk dapat dengan mudah mengembalikan urin ke rentang normal. Cukupi kebutuhan cairan dengan konsumsi air mineral. Orang dewasa setidaknya butuh 2000–2500 ml/hari. Olaraga dan keseimbangan tidur juga baik untuk fungsi ginjal kita.
Jangan banyak begadang!

Penulis : Baharuddin-Head of Medical Biochemistry University of Surabaya
Gedung MA, Fakultas Kedokteran Universitas Surabaya
baharuddin@staff.ubaya.ac.id
National Books Author I Researcher I Lecturer