Risal Mujur : Malili dan Wasuponda Bukan Krisis Air Bersih, Tapi Krisis Inovasi dan Krisis Peduli

Lutim345 views

Penalutim.com, Luwu Timur – Krisis Air Bersih dampak dari kemarau panjang ini dialami di Indonesia khususnya di sejumlah wilayah pemerintahan daerah. Kemarau panjang tak hanya berdampak pada air bersih, tetapi juga suhu udara yang kian panas, harga air bersih mahal, akibatnya rakyar menjerit.

Daerah Ibu Kota Jakarta pun juga mengalami krisis air bersih, hal yang sama pun juga dialami kota Makassar dan sejumlah wilayah daerah Kabupaten di Provinsi Sulawesi-Selatan tak terkecuali di Kabupaeten Luwu Tmur yang dikenal memiliki tiga danau besar dan tiga bendungan besar Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) milik PT Vale Indonesia.

Kurang lebih satu bulan berlalu masyarakat di wilayah Kabupten Luwu Timur khususnya di wilayah terdampak tambang Nikel PT Vale Indonesia dan PT Citra Lampia Mandiri (CLM) yakni kecamatan Malili dan Wasuponda.

Tiga PLTA PT VALE di Wasuponda dan Malili
Tiga PLTA PT VALE di Wasuponda dan Malili

Risal Mujur, Pemerhati masyarakat terdampak tambang di Kabupaten Luwu Timur ini mengatakan “Krisis Air Bersih yang dialami di wilayah terdampak tambang khususnya di Kecamatan Malili dan Wasuponda itu tidak bisa kita samakan dengan yang di alami Indonesia secara umum. Sebab di wilayah Kabupaten Luwu Timur, kita ketahui bahwa kita memiliki Tiga danau besar yakni Danau Matano, Danau Towuti dan Danau Mahalona yang hingga saat ini kondisi airnya masih melimpah. Pun juga di Wilayah Kecamatan Malili, masih ada sungai di tengah kota yang airnya masih melimpah mengalir, pun juga masih ada sejumlah mata air yang masih menghasilkan air melimpah,”ungkap Risal Mujur

Berdasarkan paparannya di atas, Lulusan S1 Ilmu Politik ini mengatakan, jadi Masyarakat Kecamatan Malili dan Wasuponda yang mengeluh krisis air bersih sebenarnya tidak tepat. Yang tepat menjadi keluhannya adalah krisis inovasi dan krisis kepedulian oleh dinas terkait dan PT Vale yang menggunakan air di Kabupaten Luwu Timur sebagai Pembangkit Listrik Tenaga Air untuk operasional tambang  Nikel miliknya. Sehingga masyarakat Malili dan Wasuponda mengalami krisis air bersih.

“Kabupten Luwu Timur ini dikenal sebagai Kabupaten terkaya di Sulawesi- Selatan dengan penghasilan daerah dan keberadaan sejumlah tambang nikel milik PT Vale dan PT CLM, memiliki tiga Bendungan PLTA milik PT Vale, dari sisi ini kita bisa berpandangan bahwa daerah kita memiliki anggaran besar, ada dari pemerintah, pajak perusahaan, pajak Water Levy PT Vale serta CSR Perusaahaan sebagai Tanggung jawab sosial dan lingkungan bisa digunakan untuk berinovasi serta bertindak nyata berasaskan kepedulian. Sehingga masyarakat wilayah terdampak tamabng ini tidak mengalami krisis air bersih,”kata Risal Mujur

Lulusan S2 Ilmu Komunikasi konsentarsi Komunikasi politik ini juga memberikan solusi untuk mengatasi krisis air bersih yang disebabkan karena krisis inovasi dan kepedulian.

Infrastruktur teknologi pemurnian air menjadi salah satu cara yang ditawarkan agar bisa menjadi solusi dari dampak krisis inovasi dan krisis kepedulian yang mengakibatkan krisis air bersih di wilayah Kabupaten Luwu Timur khususnya di kecamatan Malili dan Wasuponda.

” Harapannya pemerintah bersama  PT Vale dan PT CLM beli Teknologi pemurnian air yang memiliki  peran penting dalam memastikan pasokan air bersih yang aman dan dapat diandalkan bagi masyarakat, industri, dan lingkungan,”Tandas pemuda yang dikenal dengan sapaan akrapnya Mujur

Menurut Risal Mujur, Teknologi Pemurinian air ini ditawarkan sebagai solusi jangka panjang  dan berkelanjutan karena ia menerima Informasi dari masyarakat katanya air Sungai yang berada di tengah-Tengah Kota Malili itu tidak bisa digunakan karena diduga mengandung logam, garam, dll. Pun juga demikian dengan air bersih yang berada di Kecamatan Wasuponda yang hingga saat ini masih besar mengandung zat kapurnya. Olehnya itu tepat solusinya beli Teknologi Pemurnian air.

“Kalau yang saat ini dilakukan oleh sejumlah pihak, baik pemerintah terkait, PT CLM, dan lain-lain,dengan menggunakan tangki air dan sejenisnya ke rumah-rumah warga itu tentu solusi yang tidak efektif dan tentu jangka pendek tidak berkelanjutan, tapi tetap kita syukuri,” kata Mujur

Gagasan Teknologi Pemurnian air untuk mengatasi Krisis Air Bersih ini juga solusi yang ditawarkan oleh Wakil Ketua Komisi V DPR RI Andi Iwan Darmawan Aras.

“Terkait infrastruktur teknologi pemurnian air, Iwan Aras mengatakan salah satu upaya yang bisa dilakukan adalah dengan cara Reverse Osmosis (RO). Metode ini cukup efisien sebab menggunakan membran semi-permeabel untuk menghilangkan zat-zat terlarut dari air laut, termasuk garam, ion logam, dan senyawa organic,”kata Wakil Ketua Komisi V DPR RI dikutip dari dpr.go.id, Minggu (29/10/2023). (Rs)