Penalutim.com, Jakarta – EY Indonesia berpartisipasi dalam Retail Innovation Asia Conference 2022 pada 31 Maret yang diselenggarakan oleh Escom Events Group, spesialis B2B Conference di Asia. Acara online yang berlangsung selama dua hari ini dirancang bagi para pemimpin bisnis untuk menggali tren di seluruh Asia Tenggara yang akan mendominasi inovasi ritel pada tahun 2022 dan seterusnya.
Hendra Godjali, EY Indonesia Consulting Leader mengambil bagian sebagai moderator dalam sesi panel Indonesia Retail Leaders Talk: Stay Current, Stay Resilient membahas megatren ritel yang telah mendorong transformasi digital ke depan di tengah disrupsi COVID-19. Hal ini mencakup peran personalisasi dalam meningkatkan proses belanja konsumen; pentingnya menempatkan loyalitas pelanggan sebagai pusat pertumbuhan merek konsumen; dan pentingnya menggunakan strategi berbasis wawasan untuk membuat kampanye yang berfokus pada kebutuhan pelanggan.
Hendra mengatakan, “Terlepas dari perspektif megatren di industri ritel, pandemi COVID-19 adalah faktor utama pendorong perubahan lanskap bisnis saat ini. Perilaku pelanggan berubah lebih cepat dari sebelumnya dan ritel yang tidak tumbuh mengikuti perkembangan pelanggan berpotensi menjadi tidak relevan. Namun, masa-masa yang penuh perubahan ini dapat memberikan peluang bagi bisnis ritel untuk menciptakan hubungan yang lebih dalam dan lebih menguntungkan dengan orang-orang yang mereka layani. Dengan platform teknologi yang tepat, retailer berbasis data dapat mengukur keberhasilan proposisi nilai mereka dan meningkatkan profitabilitas.”
Adapun, panelis yang tergabung dalam diskusi merupakan pemimpin dari pelaku industri retail yaitu Evelyn Naftalie, Group Vice President of Omnichannel at CT Corp Digital; Stephanie Aliwarga, AVP of Marketing (Merchants’ Solutions) at SIRCLO; Mahendra Dhiraj, General Manager, Digital Initiatives at PT. Mitra Adiperkasa Tbk; and Sujoy Golan, Chief Revenue Officer at Vizury.
Berdasarkan artikel EY yang membahas masa depan ritel, ada tiga proposisi nilai yang akan mendukung berbagai bidang kebutuhan konsumen di masa depan. Proposisi nilai ini saling berkaitan satu sama lain. Agar sukses, ritel perlu menemukan perpaduan nilai yang optimal dimana fokusnya mengacu pada tujuan bisnis dan memberikan hasil yang diinginkan.
Hendra menyimpulkan, “Ekspektasi pelanggan untuk akses ke produk dan layanan teknologi meningkat pesat dan menjadi lebih berpusat pada konsumen. Oleh karena itu, ritel harus mampu menanggapi permintaan tersebut agar dapat berkembang. Karena kita hidup di dunia yang didorong oleh data, memanfaatkan teknologi dan solusi digital sangat diperlukan. Hal ini tidak hanya dapat membantu pelaku ritel untuk mengoptimalkan bisnis mereka saat ini, tetapi juga membuka peluang untuk beradaptasi dan mencipatakan pertumbuhan bisnis yang berkelanjutan.”
Penulis : Ade
Editor : Redaksi
Foto : Redaksi