Gelar Tudang Sipulung, Warga Wawengriu Keluhkan Pengairan Sawah

Pena Ekonomi152 views

Penalutim.com, Luwu Timur – Tradisi petani usai panen biasanya adalah menggelar acara syukuran atas nikmat berupa hasil panen yang diberikan Tuhan. Salah satu prosesi syukuran yang dilakukan petani adalah makan Tudang Sipulung sebagaimana yang dilakukan petani warga dusun Parebbae desa Wewangriu, kecamatan Malili, kabupaten Luwu Timur.

Hal ini diungkapkan Masri salah satu warga desa Wewangriu yang baru saja selesai panen. “Mereka sangat bersyukur kepada yang maha kuasa yang memberikan rizki sehingga hasil penen kami sangat memuaskan,” ungkapnya.

Allahamdulillah, lanjut Masri, tahun ini kami panen padi hampir semua bagus karena cuaca lagi mendukung. Beda tahun-tahun kemarin pera petani desa Wewangriu hampir gagal panen diakibatkan tingginya curah hujan dan tingginya air pasang, ini satu kekawatiran kami dengan kondisi seperti ini.

Masri juga mengungkapkan bahwa para petani banyak mengeluhkan kondisi pengairan yang tidak memadai untuk digunakan di persawahan. “Kami sangat membutuhkan pengairan seperti daerah lain yang hanya mengandalkan air pengairan. Beda dengan kami ketika musim kemarau, kami petani sangat susah mendapatkan air. Kami hanya menggunakan pompa air baru bisa atau air hujan,” jelasnya.

Sementara itu, Mustakin salah satu warga Parebbae membenarkan kondisi yang dialami petani yang ada di desa Wewangriu, yaitu tidak berfungsinya pengairan dengan baik sehingga masyarakat terkendala di air. “Harapan kami kepada pemerintah untuk segera melihat langsung kondisi petani yang ada di desa kami, sehingga apa yang kami keluhkan selama ini bisa kita lihat secara langsung,” harapnya.

Budiman selaku kepala desa wewangriu membenarkan apa yang dikeluarkan warganya terkait dengan pengairan, kami selaku pemerintah desa sudah berupaya mengusulkan agar bisa ada perbaikan pengairan bahkan sudah beberapa kali dimasukan di musrembang sampai hari ini belum ada tindak lanjut, harapkan kami selaku pemerintah desa bisa secepatnya ada tindak lanjut, kasihan petani kami yang menggantungkan hidupnya di situ, tutup Budiman

 

Penulis : Hamka Bob

Editor : Ning Rahayu

Foto : Hamka Bob