Penalutim.com. Luwu Timur – Saat ini dunia pendidikan sangat terdampak oleh penyebaran virus Covid-19. Penyelenggaraan pembelajaran tatap muka sampai saat ini belum juga terlaksana dikarenakan masih adanya ditemukan kasus covid-19.
Sejak Maret 2020 sistem pembelajaran tatap muka sudah ditiadakan diganti dengan sistem pembelajaran via daring maupun luring. Dengan durasi yang cukup lama, tentunya sistem pembelajaran ini mendapat banyak kritikan baik dari tenaga pengajar maupun dari kalangan orang tua siswa.
Namun demikian, pemerintah terus berupaya mencari solusi terbaik untuk kepentingan bersama. Saat ini, pemerintah telah menjalankan program vaksinasi covid-19. Secara bertahap, program ini akan sampai pada sekolah-sekolah. Tentunya hal ini memberi harapan baru kepada seluruh masyarakat terkhusus dalam dunia pendidikan yang saat ini dinilai mengalami kebobrokan ilmu pengetahuan.
Menurut Amiruddin selaku Kabid Pendidikan Dasar Kabupaten Luwu Timur, berdasarkan SK 4 Menteri (revisi) yakni sudah wajib pemerintah daerah memilih opsi tatap muka. Namun dalam hal ini tetap ada pembatasan jumlah murid yang mengikuti pembelajaran sesuai dengan SOP yang ada, Rabu (21/04/2021).
“Nantinya kita harus mengetahui perjalanan anak didik kita, mulai berangkat dari rumah, diperjalanan, tiba di pintu gerbang sekolah, pengecekan suhu badan. Jika ada yang ditemukan suhunya melewati batas yang ditentukan (37,3), apa yang harus dilakukan oleh sekolah. Semua ini harus ada didalam SOP yang nantinya tim Gugus Covid-19 akan datang ke sekolah untuk mencocokkan SOP tersebut,” tuturnya.
“Pembelajaran tatap muka yang akan dilakukan tetap akan ada beberapa pembatasan termasuk jumlah siswa yang akan mengikuti pembelajaran di kelas. Selain itu, pembelajaran praktek untuk sementara ditiadakan dan jam istirahat juga ditiadakan sehingga semua siswa diharapkan membawa bekal masing-masing dari rumah,” tambahnya.
Penulis : Hafid
Editor : Redaksi
Foto : Hamka Bob