Belanda Dukung Pengembangan Sekolah Lapang Digital untuk Petani Enrekang

Penalutim.com, Jakarta – Gabungan staf Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Enrekang bersama Universitas Muhammadiyah Enrekang (UNIMEN) mendapatkan beasiswa StuNed dari Pemerintah Belanda untuk mengikuti pelatihan Desain dan Penyusunan Sekolah Lapang Digital dalam rentang waktu Januari sampai Mei 2021.

Penyerahan beasiswa secara daring disampaikan oleh Direktur Nuffic Neso Indonesia, Peter van Tuijl, Rabu (13/1/2021), bersamaan dengan pembukaan pelatihan oleh Bupati Enrekang, Muslimin Bando, secara luring.

Turut hadir dalam kesempatan itu Rektor UNIMEN, Yunus Busa, serta Direktur Riset Universitas Van Hall Larenstein, Saskia Heins beserta staf jajarannya, dan Dinas-dinas Pemkab Enrekang.

Sejak 2018, Pemkab Enrekang sudah menginisiasi pengembangan sekolah lapang digital, dengan menggandeng UNIMEN dan Van Hall Larenstein, university of applied science-Belanda. Untuk merealisasikan proses dan pengembangan aplikasi, Pemkab bersama UNIMEN berhasil meraih beasiswa StuNed untuk subsidi dana pelatihan ini.

Van Hall Larenstein mengapresiasi semangat peserta untuk menuntut ilmu meskipun di masa pandemi, sebagai sarana berbagi pengetahuan untuk ekonomi pedesaan yang berkelanjutan.

Dalam sambutannya, Muslimin Bando, menyatakan, pelatihan ini wujud kemitraan segiempat emas, yang terjalin antara Pemerintah Kabupaten Enrekang, Pemerintah Belanda, UNIMEN dan Universitas Van Hall Larenstein, serta warga Enrekang.

Peserta pelatihan terdiri dari 20 orang yang merupakan gabungan staf Pemda Kabupaten Enrekang dan staf UNIMEN. Mengingat situasi saat ini sedang pandemi covid-19, pelatihan dilaksanakan secara daring dan luring.

“UNIMEN, sebagai satu-satunya universitas di Enrekang, berkomitmen untuk turut andil memajukan Enrekang, termasuk petani,” demikian diutarakan Yunus Busa.

Dalam kesempatan yang sama UNIMEN juga meresmikan pusat riset bernama Communication Social Ecological Learning and Sustainable Environment (CoSeLSe) untuk menangani pengembangan DFFS, serta menyerahkan sabak computer (tablet) secara simbolis kepada petani, sebagai penerima manfaat DFFS.

Sebagai salah satu alumni StuNed, Nurdahlia Lairing yang juga dosen UNIMEN dan penggagas proposal pelatihan ini, mengatakan, pelatihan DFFS ini harus serius dikembangkan, diuji dan memberikan manfaat bagi petani. ”Karena kita tidak boleh mengecewakan petani,” ungkapnya.

Peter van Tuijl menyampaikan beasiswa ini merupakan sarana kerja sama antar kedua negara, khususnya di bidang pertanian. Program yang berfokus pada pertanian merupakan program penting di tengah situasi pandemic, yang memberikan kontribusi yang krusial bagi pengembangan ekonomi Indonesia.

“Belanda memang salah satu kiblat kemajuan teknologi internet dan pertanian. Van Hall Larenstein punya banyak pakar pertanian, dan Belanda, meskipun negara kecil, tetapi merupakan pengekspor hasil pertanian terbesar di dunia setelah Amerika”, pungkasnya.

Acara pembukaan pelatihan ini diakhiri dengan penandatanganan Nota Kesepahaman antara Pusat Penelitian CoSeLSe dan Van Hall Larenstein.

 

Penulis : Ning Rahayu

Editor : Redaksi

Foto : Tety