Penalutim.com, Luwu Timur – Hartini, wanita kelahiran Soppeng, 16 Agustus 1966 yang sudah tujuh tahun menggeluti bisnis kue kering Bagea mengaku omsetnya anjlok di era pandemi. Hartini mengungkapkan bahwa kemerosotan omset kue kering khas Sulawesi Selatannya tersebut mencapai 50 persen. Hal ini tentu mempengaruhi stabilitas usaha yang ia tekuni sejak 2013 lalu.
Produk kue kering berbahan dasar sagu yang diproduksi Hartini tersebut awalnya hanya ia pasarkan ke tetangga sekitar. Namun seiring berjalannya waktu, Hartini mulai banyak mendapatkan pengetahuan tentang bisnis hingga bisa mengembangkan usahanya menjadi lebih besar. Dibantu dua orang anak, Hartini bahkan mampu memenuhi permintaan pasar hingga ke luar provinsi.
Namun pandemi yang seolah tidak berkesudahan membuat usaha kue kering Hartini mengalami penurunan yang cukup signifikan. Hal ini juga dikarenakan petani sagu yang menjadi pemasok bahan dasar kue kering Hartini sempat vakum karena pandemi. Mengingat harus tetap menjalankan roda perekonomian keluarga, Hartini pun tidak habis akal. Ia akhirnya mencari bahan dasar di tempat lain dan mulai kembali memproduksi kue keringnya tersebut yang ia bandrol dengan harga Rp30 ribu per toples.
Selain upaya keras untuk membuat bisnis kue keringnya berjalan konsisten dan terus mampu memenuhi permintaan pasar, Hartini juga tidak pernah putus asa meski pandemi belum berakhir. Menurutnya, peluang akan selalu ada jika kita mau berusaha.
Baca Juga : Sukses Berinovasi, Kue Kampung Khas Luwu Timur ini Naik Kelas
Sebagai salah satu Usaha Kecil dan Menengah (UKM) Luwu Timur yang menjadi binaan PT Vale Indonesia dalam Program Pengembangan dan Pemberdayaan Masyarakat (PPM), Hartini mengaku tetap semangat menjalankan usahanya. “Tetap semangat berusaha. Kita lalui (pandemi) dengan sabar,” ujar Hartini kepada Penalutim.com dengan penuh optimis.
Hartini juga mengaku rutin mengikuti pelatihan yang digelar PT Vale Indonesia lewat PPM setiap satu bulan sekali. Menurutnya, hal tersebut mampu memupuk semangat bisnis para UKM di Luwu Timur, khususnya di era ekonomi yang tidak stabil karena pandemi seperti saat ini.
Penulis : Ning Rahayu
Editor : Risal Mujur
Foto : Hartini