Penalutim.com, Luwu Timur – Batu Minggoro pasca terjadinya longsor beberapa tahun yang lalu, mengakibatkan dampak terhadap wilayah pesisir laut Lampia yaitu sedimentasi tanah dan lumpur sepanjang mata memandang hanya terlihat hamparan tanah merah dan sisa-sisa bongkahan kayu akibat longsor disaat itu.
Tapi itu dulu. Saat ini Batu Minggoro sudah mulai nampak ada tetumbuhan hijau yang tumbuh dengan teratur dan rapi yaitu tanaman mangrove yang jumlahnya sekitar 76.131 pohon.
Penanaman mangrove ini merupakan Program Kawasan Pesisir Laut dan Industri Hasil Laut melalui Program PKPM PT Vale Indonesia (PTVI) yang difasilitasi oleh Badan Kerjasama Antar Desa (BKAD) yakni desa Harapan, desa Pasi-Pasi, desa Wewangriu dan desa Balantang.
Hasil monitoring yang dilakukan tim BKAD yang diwakili oleh Hamka dan Taslim Sente, serta Pendamping Program PTVI Andi Narwis, Kamis (23/7/2020) menunjukkan pertumbuhan mangrove yang cukup baik dengan tingkat pertumbuhan diatas 80 %.
Hamka yang sekaligus ketua BKAD berharap dengan pertumbuhan tanaman mangrove saat ini yang cukup menggembirakan. Tentunya menjadi berita baik bagi para nelayan kedepannya, dengan melihat manfaat mangrove selama ini khususnya di wilayah Pesisir.
Hal senada disampaikan Andi Narwis selaku pendamping program PTVI, bahwa lahirnya usulan
program penanaman mangrove selain sebagai upaya konservasi, juga memberikan harapan
Kepada kepada para nelayan untuk tidak jauh lagi melaut. Karena mangrove atau tanaman bakau merupakan tempat berkembangbiaknya biota laut seperti ikan dan kepiting.
“Tentunya kita berharap tanaman mangrove yang saat ini telah tumbuh baik, ada peran dari masyarakat khususnya di kawasan Pesisir untuk sama-sama secara rutin memantau dan menjaga
agar tanaman mangrove ini dapat tumbuh sesuai harapan,” ujar Taslim Sente, bendahara BKAD Kawasan Pesisir.
Penulis : Hamka Bob
Editor : Amos Jakson
Foto : Hamka Bob