Bangkitkan Ekonomi Kemenkop UKM Gelar Pelatihan Kapasitas SDM

Penalutim.com, Tasikmalaya – Kementerian Koperasi dan UKM (KemenkopUKM) fokus melakukan upaya pendampingan dan penguatan pelaku Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM), khususnya yang terdampak wabah Covid-19. Pasalnya wabah tersebut membuat sebagain besar pelaku UMKM termasuk koperasi mengalami masalah pada usaha yang dijalankannya lantaran permintaan atas produk-produknya anjlok.

Bahkan tak sedikit pelaku UMKM yang mulai memanfaatkan modal kerjanya untuk “menyambung nafas” agar bisnisnya tetap jalan. Hal ini sangat berisiko besar karena modal kerjanya dapat tergerus untuk kebutuhan konsumsi sehingga sangat mengancam keberlangsungan bisnisnya.

Menteri Koperasi dan UKM, Teten Masduki, mengatakan untuk membantu UMKM, pemerintah telah mengalokasikan dana Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN) khusus untuk sektor UMKM dan Koperasi dengan nilai mencapai Rp123,46 triliun. Selain dukungan fiskal, pemerintah juga tetap memberikan dukungan berupa pelatihan peningkatan SDM dan juga pelatihan peningkatan kualitas produk UMKM agar bisa lebih berdaya saing serta berbagai dukungan lainnya.

“Kerja sama dengan pemerintah daerah dalam pelatihan akan selalu kita evaluasi mulai dari metode pelatihannya dan sebagainya. Mudah-mudahan paket pelatihan ini bisa menggerakkan ekonomi UMKM di wilayah Tasikmalaya. Kami tidak akan berhenti sampai ke pelatihan saja; kalau ada UMKM yang mau ekspor kita juga akan urus, kita bangun trading house di Smesco Indonesia agar UMKM bisa terhubung ke market global,” ujar Teten dalam membuka paket pelatihan bagi pelaku koperasi dan UMKM di Hotel Horison, Tasikmalaya, Jawa Barat, Jumat (10/7).

Hadir dalam acara tersebut Wakil Gubernur Jawa Barat UU Ruzhanul Ulum, Walikota Tasikmalaya, Drs H. Budi Budiman, Bupati Tasikmalaya H. Ade Sugianto, Deputi Bidang Pembiayaan KemenkopUKM Hanung Harimba Rachman, Deputi Bidang SDM KemenkopUKM Arif Rahman Hakim dan Direktur Utama Lembaga Pengelola Dana Bergulir Koperasi Usaha Mikro Kecil Menengah (LPDB – KUMKM), Supomo. Paket pelatihan yang terdiri dari sembilan jenis ini diikuti oleh 340 pelaku KUMKM di wilayah Tasikmalaya.

Teten menyatakan anggaran PEN untuk sektor koperasi dan UMKM tersebut perlu dilakukan percepatan dalam penyalurannya. Dengan memanfaatkan dana PEN dipastikan beban koperasi dan UMKM akan berkurang. Dia berharap pelaku UMKM di wilayah Tasikmalaya dapat memanfaatkan kebijakan pemerintah tersebut agar beban usaha bisa lebih ringan sehingga mereka bisa lebih fokus untuk memulihkan usahanya.

“Sejak pandemi banyak koperasi UMKM turun usahanya sehingga tidak mampu bayar cicilan ke bank atau BPR, nah sekarang pemerintah bantu restrukturisasi cicilan selama 6 bulan, pajak juga kita subsidi, kalau ada keperluan untuk modal kerja baru juga ada dana tersedia jadi silahkan ajukan saja,” sambung Teten.

Selain fokus pada dukungan fiskal dan pelatihan peningkatan SDM bagi koperasi dan UMKM, pemerintah juga fokus melakukan business matching dengan kelompok usaha yang lebih besar, terutama dengan BUMN. Dengan pangsa pasar yang terbuka lebar, maka secara otomatis akan menggerakkan roda perekonomian UMKM. Bahkan pemerintah menyatakan komitmennya untuk mengutamakan belanja barang dan jasa di UMKM terlebih dahulu.

“Selain pembiayaan, ada solusi lain dari sisi demand, sebab kalau pembiayaan digelontorkan tapi demand turun akan jadi kredit macet. Kita lihat di belanja pemerintah ada Rp315 triliun yang bisa dialokasikan untuk belanja produk UMKM; makanya kita kerja sama dengan LKPP (Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang dan Jasa Pemerintah) untuk buat e-katalog bagi UMKM,” tuturnya.

Teten berharap agar UMKM di Tasikmalaya dapat lebih inovatif dan mampu menyesuaikan dengan kebutuhan pasar yang ada. Kemudian juga diharapkan mereka bisa memanfaatkan kemajuan teknologi untuk memasarkan produknya secara online. Kemenkop UKM akan memberikan bantuan pendampingan kepada UMKM agar bisa terhubung dengan marketplace. Cara jualan secara digital ini dinilai lebih efektif dan juga bisa menjangkau pasar yang lebih luas.

“Meskipun UMKM terdampak kami mencatat masih ada yang bisa bertahan dan tumbuh, itu karena mereka terhubung ke ekosistem digital dan udah jualan di market place online. UMKM yang bertahan di era pandemi adalah yang melakukan adaptasi bisnisnya,” pungkas Teten.

Di tempat yang sama, Walikota Tasikmalaya Drs. H Budi Budiman. Dia menyambut baik komitmen KemenkopUKM dalam membina dan mendampingi pelaku UMKM di wilayahnya. Melalui berbagai macam pelatihan dan penguatan SDM dianggap sebagai cara yang strategis untuk bisa mendorong daya saing pelaku usaha. Pemerintah daerah memastikan akan turut serta melakukan pendampingan kepada pelaku UMKM agar bisa bangkit dari keterpurukan akibat Covid-19.

“Pelatihan dan pembinaan manajerial ini dibutuhkan supaya UMKM punya casing yang kuat, yang akhirnya bisa memajukan usahanya dan ekonomi di wilayah, sehingga bisa memberikan andil bagi ekonomi nasional,” kata Budi Budiman.

Sementara itu Andi (45 th) pelaku usaha konveksi di Tasikmalaya menyatakan terima kasih pada pemerintah pusat dan pemerintah daerah kota Tasikmalaya atas dukungan yang selama ini diberikannya. Melalui pelatihan dan juga dukungan pembiayaan usaha yang digelutinya kini berkembang cukup pesat. Bahkan di saat pandemi covid-19 pasarnya masih tetap bertahan lantaran saat ini dia melakukan penjualan secara offline dan online. Dia optimis kedepannya dengan inovasi produk yang terus dikembangkannya akan mampu bersaing di tengah maraknya serbuan impor.

“Alhamdulillah saya ketika jual di market place banyak terjual dan tidak kalah dengan produk impor. Saya harap ada dukungan dari perintah agar kepercayaan masyarakat pada produk kami bisa semakin meningkat. Saya optimis dan saya punya mimpi besar bisa ekspor seperti yang dilakukan bibi saya,” kata dia.

 

Penulis : Redaksi

Editor : Ning Rahayu

Foto : Ning Rahayu

News Feed