UMKM di Daerah Dinilai Belum Melek Digital

Pena Ekonomi66 views

Penalutim.com, Jakarta – Upaya menjadikan pelaku usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM) sebagai salah satu pilar dan tonggak ekonomi Indonesia perlu dorongan untuk terlibat aktif dalam digitalisasi. Sejauh ini, UMKM belum maksimal menggarap peluang tersebut.

Hal tersebut terlihat dengan minimnya pelaku UMKM yang berbasis digital. Ketua Umum Badan Pengurus Pusat Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (BPP HIPMI) Mardani H. Maming mengatakan, faktor yang menyebabkan UMKM Indonesia mengalami perlambatan pertumbuhan usaha selain masalah permodalan, UMKM di Indonesia juga terkendala masalah jaringan pasar. Sehingga, pentingnya UMKM untuk melek media digital agar mampu merambah pasar lebih luas.

“Di bulan puasa kemarin kita melakukan sosialisasi kepada seluruh Badan Pengurus Daerah (BPD) HIPMI se-Indonesia banyak yang ketidaktahuan dengan masalah UMKM, khususnya pemasaran melalui digital. Sehingga dari pemikiran itulah saya teringat dengan Bang Rachmat Kaimuddin pernah ketemu di Istana, yang mana juga sekarang menjadi CEO Bukalapak,” ujar Maming, dalam Webinar Forum Group Discussion (FGD) dengan Bukalapak (12/6/2020).

Acara virtual yang bertajuk “Memanfaatkan Digitalisasi untuk Membangkitkan UMKM”, lanjut Maming, di tengah hiruk pikuk kemudahan promosi yang bisa dilakukan di media berbasis online seperti media sosial, kurang bisa dimanfaatkan oleh pelaku UMKM. Hal tersebut karena minimnya pendampingan dari pemerintah maupun swasta akan pemahaman tentang digitalisasi, dan potensi media sosial sebagai sarana promosi.

“Sehingga saya meminta bekerjasama dengan HIPMI untuk memberikan pelatihan khususnya untuk UMKM bukan hanya HIPMI, tapi juga masyarakat umum yang hadir di acara webinar ini. Sehingga, bisa memberikan pengalaman-pengalaman bagi UMKM-UMKM khususnya UMKM yang ada di HIPMI,” ucapnya.

Mantan Bupati Tanah Bumbu Kalimantan Selatan itu berharap, pihaknya mulai memberikan perhatian lebih terhadap UMKM nasional guna mendongkrak ekonomi nasional dan terlebih mampu meningkatkan taraf kehidupan masyarakat luas.

“Mudah-mudahan ini menjadi awal HIPMI masuk ke digital online, dimana bekerjasama dengan digital-digital online yang lainnya dan dimulai dari Bukalapak,” ungkapnya.

Di waktu yang sama, Ketua Bidang Pariwisata, Ekonomi Kreatif, Koperasi dan UMKM BPP HIPMI Rano Wiharta mengatakan, acara ini berawal dari sebuah pemikiran bahwa kehidupan saat ini tidak bisa lepas dari peran digital. Oleh sebab itu, sektor usaha mayoritas di HIPMI ini adalah pelaku UMKM yang dimana dalam bencana pandemi Covid-19 ini, UMKM terkena dampak yang cukup besar.

“Maka, kami ingin mengajak teman-teman HIPMI semua untuk dapat memanfaatkan kekuatan digitalisasi, agar masing-masing usahanya dapat memperoleh hasil yang maksimal. Oleh sebab itu, diskusi bersama antara HIPMI dan Bukalapak ini dapat menjadi transfer knowledge kepada kita semua, sehingga kita dapat memetik manfaat yang maksimal,” tutur Rano.

Masih di acara yang sama, CEO Bukalapak Rachmat Kaimuddin pun menanggapi permasalahan UMKM yang terjadi di Indonesia. Dia mengatakan, Bukalapak niatnya ingin selalu memberdayakan entrepreneur terutama UMKM. Menurutnya, banyak UMKM di daerah yang kurang berkembang walaupun bisnisnya sudah berjalan 10 hingga 20 tahun dan tidak mendapatkan manfaat dari perkembangan inovasi dan teknologi.

“Dan alhamdulillah Bukalapak sudah 10 tahun berjalan. Bukalapak bergerak di bidang e-commerce, jadi kita ingin membangun platform sistem perdagangan barang dan jasa berbasis teknologi. Harapan kita dengan adanya platform e-commerce atau sistem ekonomi ini, kita bisa jadi tempat untuk menciptakan ekonomi yang adil untuk semua,” ujar Rachmat.

Rachmat bilang, Bukalapak kini tengah bergerak untuk menjadi aplikasi super yang bisa melakukan banyak hal, memberi banyak solusi. Target mereka adalah menjadikan Bukalapak menjadi aplikasi yang lebih sering dibuka oleh para pengguna.

“Bukalapak kini sudah sangat berkembang, tercatat hampir sekitar 100 juta register user, salah satu juga dari perusahaan teknologi Indonesia yang mencapai 100 unicorn. Tentunya ini pencapaian yang baik dari Bukalapak sekaligus juga menjadi tanggung jawab Bukalapak karena sebagai organisasi yang sudah lumayan besar dan punya user base yang banyak, kita juga punya tanggung jawab moral untuk sama-sama membangun perekonomian Indonesia,” ucapnya.

Untuk itu, Rachmat menambahkan bahwa perekonomian bukan hanya milik orang yang mempunyai modal besar atau yang mempunyai infrastruktur besar atau pembeli-pembeli yang memilik uang banyak sehingga bisa mempunyai banyak pilihan barang dan sebagainya, tapi orang-orang yang mempunyai niat serta semangat pun tetap bisa berusaha berdagang.

“Orang-orang yang tidak punya akses untuk pergi berbelanja ke tempat yang jauh, dia juga bisa berbelanja dengan pilihan barang yang banyak dan kualitasnya baik yang harganya fair,” pungkasnya.

 

Penulis : Ning Rahayu

Editor : Redaksi

Foto : Ilustrsi