Penalutim.co.id, Luwu Timur – H. Andi Hatta Marakarma, MP, Lahir di Kota Palopo, 10 Juni 1949 ini, memiliki peran yang sangat penting pada pembentukan Kabupaten Luwu Timur.
Putra pasangan Andi Mappeare Opu Daeng Mamala-Andi Mangundare Opu Daengna Mariang ini, adalah ‘motor’ penggerak perjuangan masyarakat bekas onderafdeling Malili untuk memisahkan diri dari Kabupaten Luwu Utara.
Baca Juga :Siapa Dia Politisi Perempuan dari Tanah Luwu?
Walau ketika itu, suami Andi Tenri Balobo Hatta ini menjabat sebagai Ketua Bappeda Babupaten Luwu Utara, namun semangat memperjuangkan eks Kewedanan Malili menjadi sebuah daerah otonom tidak terpengaruh oleh jabatannya.
Sebab, sejak duduk di bangku SD, di Malili, pada jaman pergolakan, ayah drg. Andi Fauziah Pujiwatie S.Kg dan Andi Muhammad Rio Patiwiri, SH. ini, memang memiliki cita-cita menata pembangunan dan kehidupan masyarakat di daerah penghasil nickel terbesar di dunia ini, menjadi daerah yang memiliki masyarakat mandiri, sejahtera dan bermartabat.
Karena niat suci itu, saudara kandung Andi Syamsu, Andi Nurmy, Andi Makkarateng, dan Andi Patarai (dan saudara tiri Andi Banna dan Andi Muh. Jufri) ini, tak terpengaruh oleh riak pergolakan perang mempertahan kemerdekaan republik ini, untuk melanjutkan pendidikannya ke jenjang yang lebih tinggi, walau harus mengungsi keluar masuk hutan.
Setamat SD, putra bungsu mantan Mincara Malili dan Opu Balirante Kedatuan Luwu ini, hijrah ke Makassar mengikuti kakak kandungnya, dan melanjutkan pendidikan di SMP Keristen Makassar dan SMA Hasanuddin Makassar.
Impian Hatta kecil untuk mewujudkan daerah dan masyarakat eks Kewedanan Malili menjadi daerah dan masyarakat yang mandiri, sejahtera, dan bermartabat, mendorongnya segera pulang kampung begitu menyelesaikan pendidikannya di Akademi Pemerintahan Dalam negeri (APDN) Makassar.
Begitu pulang kampung, langsung bergelut di dunia pemerintahan, dunia yang dicita-citakan sejak masih kecil dulu. Kariernya di bidang pemerintahan diawali sebagai Kepala Desa Bara pada tahun 1978. Setahun kemudian diamanahkan lagi jabatan Kepala Desa Wawondula, Kecamatan Nuha.
Pengalamannya sebagai kepala desa di dua desa yang berbeda mengantar menduduki jabatan Camat Masamba pada tahun 1993, setelah menyelesaikan studinya pada tahun 1985 di Institut Ilmu Pemerintahan (IIP), jurusan Ilmu Pemerintahan. Dua tahun pada jabatan itu, lagi-lagi dia pulang kampung. Kali ini bukan lagi sebagai kepala desa namun levelnya naik menjadi Camat Nuha, hingga tahun 1999.
Sukses memenej pemerintahan pada tingkat desa/kelurahan dan kecamatan, alumni Pasca Sarja Unhas jurusan Ilmu Pertanian ini, lalu ditarik ke Palopo untuk mendampingi Bupati Luwu (ketika itu H.M. Yunus Bandu), sebagai Asisten Pemerintahan. Hanya satu tahun menjabat sebagai Asisten Pemerintahan di Kabupaten Luwu, hijrah lagi ke Kabupaten Luwu Utara pada tahun 2001.
Di daerah kabupaten yang sebelumnya menjadi induk Kabupaten Luwu Timur ini, menduduki jabatan Ketua Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda). Jabatan tersebut diemban hingga tahun 2003, seiring dengan terbentuknya Kabupaten Luwu Timur, berdasarkan Undang-Undang RI Nomor 7 Tahun 2003, Tentang Pembentukan Kabupaten Luwu Timur dan Kabupaten Mamuju Utara di Provinsi Sulawesi Selatan.
Pada saat yang bersamaan, tepatnya tanggal 25 Februari 2003, dilantiklah sebagai Penjabat Bupati Kabupaten Luwu Timur oleh Menteri Dalam Negeri, Hari Sabarno. Talenta kepemimpinan yang mengalir dalam tubuhnya, membuat dia sukses meletakkan dasar pemerintahan dan pembangunan di Kabupaten Luwu Timur.
Perannya sebagai penjabat bupati sangat luar biasa. Dengan berbagai keterbatasan infrastruktur maupun personil, dia mampu membawa Kabupaten Luwu Timur selevel dengan daerah kabupaten lainnya di Sulawesi Selatan.
Kemampuan itu membuka mata masyarakat Kabupaten Luwu Timur. Kemampuan kepemimpinan dan manajerialnya di bidang pemerintahan maupun sektor lainnya, menjadi nilai plus bagi masyarakat Luwu Timur. Prestasi itu akhirnya menuai kemenangan pada Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) Luwu Timur, yang digelar 27 Juni 2005.
Walau jabatan kariernya di bidang pemerintahan berakhir, seiring penggantiannya sebagai Penjabat Bupati Luwu Timur oleh Andi Baso Gani pada 18 April 2005, namun pengabdian alumni Pasca Sarjana Unhas Jurusan Ilmu Pertanian ini, di bidang pemerintahan tidak berakhir sampai di situ. Pada tanggal 27 Agustus 2005, dilantik lagi sebagai Bupati Luwu Timur periode 2005-2010 bersama wakilnya Saldy Mansyur, oleh Gubernur Sulawesi Selatan, H.M. Amin Syam, di Lapangan Andi Nyiwi Malili.
Sejak menjabat sebagai bupati yang definitif, Bupati Luwu Timur pertama ini, lebih agresif lagi dalam memajukan pembangunan dan kesejahteraan masyarakat di daerah yang dinakhodainya.
Berbagai penghargaan diraih dari buah kreatifitasnya, antara lain penghargaan Peduli Pendidikan dari Gubernur Sulawesi Selatan (2006), Manggala Karya Kencana dari Kepala BKKBN RI (2007), Satya Lencana Wira Karya dari Presiden RI (2007), Penghargaan Perda Akta Kelahiran Bebas dari Menteri Negara Pemberdayaan Perempuan (2007), Anugerah Kemitraan (2008), dan Penghargaan Sebagai Salah Satu Dari 10 Kepala Daerah Terbaik 2008 Versi Majalah Tempo.
Berkat keberhasilannya itu, Andi Hatta kembali memimpin Kabupaten Luwu Timur untuk periode kedua tahun 2010-2015, dilantik berpasangan dengan wakilnya Muhammad Thorig Husler, pada 27 Agustus 2010 oleh Gubernur Sulsel, Syahrul Yasin Limpo dilapangan Merdeka Puncak Indah Malili. Dan berakhir masa jabatannya pada 27 Agustus 2015.
Dua periode memimpin Luwu Timur, Andi Hatta dinilai berhasil membangun Luwu Timur menjadi kabupaten yang maju di sulawesi selatan.
“ Sosok Andi Hatta Marakarma berhasil meletakkan pondasi pembangunan di daerah ini. Sebut saja, Kebijakannya untuk menggratiskan pendidikan dan kesehatan saat pertama kali memimpin Luwu Timur hingga saat ini masih dirasakan oleh masyarakat” kata Rusdin, salah seorang tokoh masyarakat Towuti sperti dilansir dari Lutimterkini.com.
Hal serupa juga dikatakan ketua forum komunikasi umat beragama (FKUB) Luwu Timur, Ardias Bara. “ Talenta kepemimpinan dan ketegasan yang mengalir dalam tubuhnya, membuat beliau sukses meletakkan dasar pemerintahan dan pembangunan di Luwu Timur. Sebagai putra daerah Andi Hatta telah berhasil membangun kampung halamannya untuk diwariskan kepada generasi selanjutnya,” ungkap Ardias di Lutimterkini.com.
Baca Juga : Begini Perjuangan Andi Djemma Mempertahankan NKRI dari Penjajah
Diketahui, Bupati dua periode ini ikut berkompetisi dalam pemilu tahun 2019. Bapak pembangunan Luwu Timur ini mencalonkan diri sebagai calon legislatif Provinsi Sulawesi Selatan, Daerah Pemilihan (Dapil) 11 meliputi Kabupaten Luwu, Luwu Utara, Kota Palopo dan Luwu Timur, melalui partai Golkar No urut 5.
Editor : Risal
Sumber :
Andihattamarakarma.blogspot.com
Lutimterkini.com
Comment