Penalutim.co.id, Jakarta – Mahasiswa Sulawesi Selatan di Jakarta menggelar “Silaturahmi Akbar Pemuda/Mahasiswa SulSel se-Indonesia” dengan tema “Kepemimpinan Nasional; Menyongsong Pemimpin Yang Bebas dari Isu Masa Lalu”, Jakarta, Rabu (28/11/2018) di D Hotel, Jl. Sultan Agung, Setia Budi.
Silaturahmi Akbar ini dilaksanakan dengan tiga rangkaian kegiatan yaitu Diskusi Publik, Rembuk Mahasiswa dan Pembacaan Petisi.
Kegiatan ini dihadiri sebanyak 97 peserta, berasal dari berbagai mahasiswa Sulsel, di berbagai kampus Jakarta, Tangerang Selatan dan Bekasi. Selain itu, turut hadir emak-emak Srikandi yang berasal dari Sulsel, serta dari berbagai media massa, koran dan online.
Kegiatan ini juga dimeriahkan dengan performance dari Sanggar Seni Pelangi Mahasiswa Kendari Jakarta, diantarannya menampilkan, Tarian Malulo, Tarian Indo Logo dan Puisi Rakyat.
Muh Afdhal selaku ketua pelaksana kegiatan tersebut mengatakan, bahwa mahasiswa Sulsel ini akan senantiasa mengawal pemerintahan yang memiliki program dalam menanggulangi kasus HAM termasuk memberikan sanksi pada pelaku tindakan kejahatan tersebut.
“Mahasiswa sulsel yang ada di Jakarta ini, turut prihatin dengan aktivis 98. Karena kita tau sendiri tonggak perubahan reformasi 98 dimulai dari gerakan mahasiswa. Dan banyak juga mahasiswa Sulsel yang waktu itu berangkat ke Jakarta ikut terlibat,” ucap Afdal, selaku ketua pelaksana Silaturahmi Akbar Mahasiswa/pelajar Sulawesi Selatan di Jakarta, Rabu (28/11/2018).
Hal senada juga diungkapkan oleh aktivis IKAMI SULSEL Kaharuddin Baso, menurutnya kegiatan ini paling tidak mengungkapkan secara terang benderang bagaimana peristiwa 1998 waktu itu. Kaharuddin yang juga sebagai ketua bidang OKK IKAMI SULSEL ini merasa bahwa peristiwa reformasi 98 adalah puncak dari kisruh yang sebelumnya terjadi di Makasssar tahun 1996.
“Waktu itu mahasiswa Makassar juga ada yang meninggal dihantam oleh Aparat, itu yang disebut dengan AMARAH, yang merupakan Akronim dari April Makassar Berdarah. Padahal mahasiswa Makassar waktu itu memperjuangkan apa yang menjadi tuntutan rakyat menurunkan harga BBM” pungkas Kahar dengan tegas, di D Hotel.
Stering Comitte kegiatan Silaturahmi Akbar, Amir Wata, mengatakan bahwa inisiasi kegiatan ini murni adalah panggilan jiwa. Kita, lanjutnya, tidak menginginkan peristiwa masa silam yang terkait dengan orde baru itu terulang lagi. Padahal kran reformasi kita sudah terbuka lebar, masih saja ingin memberikan peluang orang-orang orde baru memimpin negeri ini.
“Mahasiswa Sulawesi Selatan rantauan, ini cukup banyak, kalau diangkakan mungkin ada dua juta jiwa di Seluruh Indonesia, angka yang cukup fantastik dari segi elektoral. Oleh karenanya, dengan jumlah tersebut, kita tidak ingin terikat romantisme masa lalu yang begitu kelam. Dimana Hak berpendapat, Hak berbicara dan semuanya itu dipasung,” kata Amir Wata saat diwawancarai.
“Sadar dengan kejadian masa lalu yang begitu kelam, maka Silaturahmi ini mengangkat tema tentang ‘Kepemimpinan Nasional; Mencari Pemimpin yang Bebas dari Isu Masa Lalu”, lanjut Amir Wata yang juga merupakan ketua bidang Politik IKAMI SULSEL.
Penulis : Ahmad
Editor : Risal
Foto : Amir
Comment