Oleh : Nurma Khumiroh, S.Ik (Kader Sekolah Perdaban Jurnalis Indonesia)
Penalutim.co.id, Jakarta – Pembahasan tentang perempuan begitu menarik untuk diperbincangkan, ini tentunya sesuai dengan diri perempuan itu sendiri. Hal paling menonjol dari perempuan yang menggelitik setiap orang untuk membahas tentang perempuan ialah yang berkaitan dengan keindahan pada diri perempuan.
Keindahan yang ada pada diri perempuan tersebut secara sadar maupun tidak, telah berhasil menyedot perhatian setiap orang untuk senantiasa menjadikannya sebagai pusat perhatian hingga menjadikannya Sebagai objek perbincangan yang selalu menarik untuk dibahas dari berbagai sisi hidup dan kehidupan.
Dalam hal keindahan perempuan, setiap orang khususnya para perempuan itu sendiri memiliki cara pandang yang berbeda dalam memaknai keindahan yang ada pada dirinya tersebut. Dalam wacana keseharian yang sering kita dengar dan amati bahwa banyak orang yang memaknai keindahan perempuan itu dari segi jasadi atau fisik semata.
Secara fisik, Tidak dapat dipungkiri, dari ujung rambut hingga ujung kaki, perempuan begitu indah dan sangat menarik untuk dipandang. saking indahnya bahkan bukan hanya laki-laki saja yang Mengakui serta memuji keindahan perempuan tersebut, tetapi makhluk sesama perempuan pun juga melakukan hal yang sama.
Sehingga wajar, ketika perempuan masa lalu maupun perempuan masa kini berbondong-bondong untuk memperindah tampilan rupanya. Berbagai upaya dilakukan untuk menjaga keindahan dirinya, mulai dari menghabiskan waktu berjam-jam di salon kecantikan atau di klinik perawatan kulit, sampai pada tingkatan Perempuan rela mengeluarkan biaya yang mahal untuk melakukan perawatan dari ujung rambut hingga ujung kaki demi memperoleh ataupun menjaga keindahannya tersebut.
Tidak hanya itu, perempuan bahkan tidak segan-segan merubah bentuk rupa yang dimilikinya, yang dianggap sebagai suatu penghalang bagi dirinya agar terlihat indah dan cantik rupa. Sebagai contoh, ketika perempuan merasa memiliki hidung yang tidak mancung, dan hal tersebut dianggap mampu mengurangi keindahan pada dirinya, maka tak jarang para perempuan melakukan operasi untuk mengubah bentuk hidungnya menjadi lebih mancung, rela menahan derita dan rasa sakit dari efek yang ditimbulkan akibat operasi ataupun sejenisnya.
Belum lagi, ketika perempuan mengidolakan perempuan lainnya yang dianggap memiliki keindahan fisik, kemudian mengubah dirinya supaya memiliki tampilan rupa mirip dengan idola. Fenomena tersebut bukanlah sesuatu yang aneh ataupun janggal untuk dilakukan, manakala seseorang memaknai keindahan perempuan hanya sebatas dari segi fisik.
Memang tidak dapat dinafikan bahwa keindahan fisik perempuan cukup penting, tetapi apakah penampilan fisik merupakan satu-satunya aset keindahan yang dimiliki perempuan? Sehingga berbagai upaya pun dilakukan untuk terlihat indah dan cantik dimata kebanyakan orang.
Lalu bagaimana ketika seorang perempuan terlahir dengan bentuk fisik yang tidak sempurna atau memiliki rupa yang biasa biasa saja, lantas akankah kita mengatakan bahwa perempuan tersebut tidak indah? Bukankah setiap bentuk rupa seseorang sudah ditentukan oleh sang maha kuasa? Jika begitu, siapakah yang hendak disalahkan ketika sesorang terlahir dengan bentuk rupa yang tidak sempurna? Apakah kita lantas menyalahkan sang maha pencipta? Tentunya tidak, Sebab Allah tidak menilai manusia dari tampilan rupa atau fisik semata, melainkan dari tingkat ketaqwaannya.
Artinya, perlu diingat bahwa ketika hendak meletakkan makna keindahan perempuan yang sesungguhnya, akan menjadi serba bias manakala mengartikan keindahan tersebut hanya sebatas fisik saja. Seperti diketahui, segala sesuatu yang bersifat fisik terutama yang berkaitan dengan rupa akan mudah berubah menjadi tua seiring berjalannya waktu.
Namun Disisi lain, ada pula yang berpandangan bahwa keindahan diri seorang perempuan tidaklah dilihat dari segi fisik saja, melainkan lebih kepada akhlaq atau perilaku yang dilakukan. Dalam aktivitas keseharian pun ketika menemukan seseorang, utamanya perempuan yang berakhlak tentu akan membuat setiap orang yang melihatnya akan cenderung memuji.
Sehingga dengan kata lain ketika perempuan berakhlak maka dirinya telah memancarkan keindahan. Namun bukankah tak jarang kita temukan laki-laki yang juga berakhlak dan tidak dapat dipungkiri akhlak tersebut mampu memancarkan keindahan? Jika begitu, perempuan memiliki keindahan seperti apakah yang membuatnya terbedakan dari selainnya?
Selanjutnya yang juga menjadi persoalan, Ketika perempuan memiliki anggapan bahwa keindahan yang terpancar dari dalam diri merupakan hal yang harus dijaga dan dilindungi olehnya, tetapi justru dalam aktivitas kesehariannya bertolak belakang dari apa yang diketahuinya tersebut.
Ini dapat dilihat dari gerakan dan perilaku yang seolah galau dalam bertindak saat dihadapkan pada situasi dan kondisi yang berbeda beda. Jika begitu konteksnya, lalu apakah yang menyebabkan timbulnya permasalahan tersebut? bila menelaah dari fenomena yang terjadi, kemungkinan penyebabnya terjadi akibat dari ketidaktahuan atau ketidakpahaman seseorang khusunya perempuan tentang hakikat keindahan dirinya.
Atas dasar itulah yang mengharuskan setiap orang terutama perempuan untuk benar-benar mengetahui dan memahami hakikat keindahan yang ada pada dirinya, karena hanya dengan cara itulah, yang akan mampu mencegah seseorang dari hal hal yang tidak menjaga hakikat keindahan perempuan tersebut.
Perlu disadari bahwa perempuan memiliki salah satu sifat Tuhan yang ada pada dirinya yaitu Rahim. Inilah yang menjadi hakikat keindahan perempuan. Perempuan mampu mencipta, seperti diketahui bahwa Rahim secara biologis mampu melahirkan keturunan, dari rahim inilah yang kelak dapat melahirkan peradaban dan sangat menentukan kualitas sebuah peradaban.
Maka dapat dikatakan bahwa perempuan ketika telah mampu melahirkan keturunan maka dirinya memiliki keindahan. Selanjutnya, bagaimana jika perempuan tidak mampu melahirkan keturunan, apakah itu berarti perempuan tersebut tidak memiliki keindahan? Bukankah perempuan yang tidak bisa memiliki keturunan merupakan takdir dari Tuhan? Secantik apapun perempuan ketika dirinya tidak mampu melahirkan keturunan maka dirinya tidaklah memiliki keindahan.
Bila perempuan tidak dapat melahirkan keturunan pantaskah kita menyalahkan Tuhan? Sedang kita tahu bahwa untuk mencapai atau memperoleh sesuatu perlu bagi kita untuk senantiasa memenuhi syarat agar dapat mencapai atau memperoleh hal tersebut. Cobalah menengok pada diri, sudahkah syarat tersebut terpenuhi.
Oleh karena sangat berharganya rahim bagi perempuan yang kelak akan melahirkan peradaban. Perempuan memiliki tanggungjawab untuk senantiasa menjaga rahimnya tersebut, sampai pada tingkatan seandainya seorang perempuan hendak dibunuh, maka yang pertama kali ia lindungi ialah rahimnya, itu menunjukkan betapa berharganya rahim perempuan.
Upaya yang dapat dilakukan agar menjaga kesehatan rahim biologis perempuan salah satunya adalah dengan Menjaga pola hidup yang sehat. Berbicara tentang rahim yang merupakan hakikat keindahan perempuan, rahim yang ada pada diri perempuan tidak hanya yang bersifat biologis saja, tetapi juga rahim secara sifat dan rahim ideologis.
Rahim secara sifat yaitu rasa kasih sayang yang ada pada diri perempuan. Atas dasar sifat rahim inilah yang membuat perempuan mampu mengasuh dan membesarkan anak. Sebagai contoh sederhana, perempuan yang sudah menikah maupun yang belum menikah, apabila menemukan seorang anak kecil
Atau bayi yang menangis sendirian, reflek ia akan menghampiri dan berusaha meredakan tangisannya, Perempuan tidak akan tega membiarkan anak kecil menangis, disinilah salah satu satu bukti adanya sifat rahim yang dimiliki oleh perempuan.
Lalu bagaimana jika yang melakukan hal tersebut bukan perempuan melainkan laki laki? Itu berarti bahwa laki laki tersebut memiliki sifat kasih sayangnya perempuan. Kemudian bagaimana jika ada perempuan yang tidak melakukan hal serupa dan tidak merasakan iba? Atau Bagaimana konteksnya ketika ada seorang ibu yang tega menganiaya bahkan sampai pada tingkatan membunuh anaknya sendiri? Jawabannya ialah bahwa perempuan tersebut tidak memiliki sifat rahim meskipun secara fisik dirinya adalah seorang perempuan.
Kemudian yang terakhir ialah Rahim ideologis, seperti sudah dibahas diatas bahwa rahim mampu melahirkan keturunan. Keturunan sendiri terbagi menjadi tiga tipologi, yang pertama ialah keturunan secara biologis yang artinya keturunan berasal dari gen sendiri dan hanya menghasilkan keturunan dari segi kuantitas. Yang kedua ialah keturunan ideologis yang cenderung menghasilkan keturunan dari Segi kualitas, dan yang ketiga ialah keturunan biologis dan ideologis, yang melahirkan keturunan dari segi kuantitas dan kualitas. Rahim ideologis ini sangatlah penting.
Seperti diketahui bahwa selain perempuan yang bisa melahirkan keturunan, hewan betina, pun juga bisa melahirkan keturunan. Lalu apa bedanya perempuan dengan hewan betina? Rahim ideologis inilah yang membedakannya. Artinya perempuan ketika telah mampu melahirkan anak dan mengasuhnya dengan kasih sayang belumlah cukup manakala tidak menyampaikan atau menanamkan pengetahuan kepada keturunannya. Oleh sebab itulah dalam hal memperoleh atau mencari pengetahuan perempuan memiliki porsi yang sama dengan laki laki, karena kelak perempuan akan menjadi pendidik pertama bagi keturunan-keturunannya. Dari rahim ideologis inilah yang nantinya akan mampu membentuk akhlaq peradaban.
Comment