Situs Tampinna dan Temuan Sejarah di Luwu Timur

Penalutim.co.id, Luwu Timur – Luwu Timur merupakan Kabupaten pemekaran dari Kabupaten Luwu Utara. Secara definitif Kabupaten Luwu Timur berdiri pada tahun 2003 berdasarkan Undang-Undang Republik Indonesia No. 7 tahun 2003 dan diresmikan oleh Menteri Dalam Negeri pada tanggal 3 Mei 2003.

Luwu Timur memiliki potensi pengembangan dan pertumbuhan yang prospektif di  masa datang karena karakteristik khusus yang dimilikinya yaitu sebagai wilayah yang memiliki potensi kekayaan sumberdaya alam. Sehingga secara alamiah, Kabupaten Luwu Timur memiliki keunggulan komparatif dibandingkan dengan wilayah-wilayah lain di Sulawesi Selatan.

Selain memiliki kekayaan alam, Kabupaten ini ternyata juga tercatat sebagai wilayah yang memiliki situs sejarah, salah satunya yaitu Situs Tampinna.

Lokasi situs ini terletak di desa Tampinna, Kecamatan Angkona, Luwu Timur, Sulawesi Selatan. Tepatanya sepanjang perbatasan utara kanal dimana kanal Tampinna, Lakawali dan Langkasa bertemu, sebelum bersatu menuju ke laut sebagai satu sungai besar. Kawasan ini dilingkungi benteng tanah dan diapit dua kanal yang disebut sebagai Benteng Tampinna, meskipun dinding tanah benteng ini sudah tidak teramati lagi.

Posisi secara astronomi situs Tampinna adalah 2°37’.41” Lintang Selatan atau 120° 58’.31” Bujur Timur meruapakan sebuah hutan dengan vegetasi yang memperlihatkan bekas budidaya manusia di masa lalu. Sekeliling situs adalah tambak sehingga banyak tersingkap midden.

Berdasarkan informasi penduduk setempat seperti yang dilansir situsbudaya.id bahwa ketika mereka menggali tambak terkadang menemukan keramik tua dan tulang-tulang manusia serta serpihan maupun benda-benda perunggu dan besi.

Selain itu, penduduk juga sering menemukan peti mati (duru=bahasa setempat) bersama keramik, artefak besi (pedang, parang, pisau, mata tombak), gelang perunggu dan manik-manik. Sebagian dari temuan penduduk tersebut masih tersimpan, sehingga tim peneliti dapat memotret dan mengindentifikasi benda-benda tersebut.

Semenentara menurut survei yang dilakukan tim Balar Makassar tahun 2008 pada beberapa tempat di situs Tampinna, juga berhasil mengumpulkan sejumlah pecahan keramik Cina dari abad ke-16 M terutama pada pematang-pematang tambak di sebelah barat bekas kotak gali tim OXIS tahun 1999.

Lebih lanjut, tim juga memperluas kisaran survei ke arah kompleks penguburan Islam dan hanya menemukan pecahan keramik Cina (Ming) abad 16 M. Tampaknya wadah keramik yang berisi abu dan tulang manusi atau kremasi maupun wadah penguburan dengan peti kayu (temuan penduduk) tidak mempunyai hubungan dengan pekuburan Islam tersebut, tetapi lebih dengan tradisi penguburan suku Bajau sesudah abad ke-14 M.

 

Sumber : Situsbudaya.id, Luwutimurkab

Comment