Maumere, Penalutim.co.id – Menteri Koperasi dan UKM AAGN Puspayoga menegaskan bahwa bila dikelola dengan baik, benar, dan profesional, koperasi bisa tumbuh dan menjadi besar. Puspayoga pun mencontohkan KSP Kopdit Obor Mas yang mampu menjadi penyalur kredit usaha rakyat (KUR). “Ini contoh kongkrit koperasi berkualitas. Kalau tidak bagus dan tidak baik, tidak mungkin Kopdit Obor Mas menjadi penyalur KUR. Karena untuk koperasi menjadi penyalur KUR tidaklah mudah. Selain berkinerja usaha bagus, juga harus memiliki sistem online dan IT yang terhubung ke BI dan Kemenkeu”, kata Puspayoga pada acara penyaluran perdana KUR oleh KSP Kopdit Obor Mas di Maumere, Kabupaten Sikka, Nusa Tenggara Timur (NTT), Selasa (19/12).
Di acara yang dihadiri Wakil Gubernur NTT Benny Litelnoni, Bupati Sikka Yoseph Ansar Rera, Deputi Pembiayaan Kemenkop dan UKM Yuana Sutyowati, Ketua KSP Kopdit Obor Mas Gabriel Tongge, dan ratusan anggota koperasi Obor Mas, Puspayoga menyatakan, bila suatu daerah memiliki koperasi berkualitas itu merupakan indikasi bahwa masyarakat di daerah tersebut baik dan jujur. “Kalau masyarakatnya tidak baik dan tidak jujur, tidak mungkin bisa memiliki koperasi bagus. Dan Kopdit Obor Mas merupakan koperasi kedua sebagai penyalur KUR, setelah Kospin Jasa dari Pekalongan”, papar Puspayoga.
Kualitas Kopdit Obor Mas, lanjut Puspayoga, juga bisa dilihat dengan sudah diresmikannya operasional ATM dan enam unit mobil kas keliling bagi pelayanan anggota. Mobil kas keliling memiliki fungsi sebagai tarik dan setor tunai, penerimaan anggota baru, pembukaan rekening tabungan, serta konsultasi pinjaman. “Bila kualitas usaha Kopdit Obor Mas terus ditingkatkan, bukan tidak mungkin akan bisa listing di lantai bursa efek Indonesia, seperti Kospin Jasa”, imbuh Puspayoga.
Menurut Puspayoga, pemerintahan Presiden Jokowi sangat concern dalam mengembangkan koperasi di seluruh Indonesia. Namun, tidak lagi memberikan bantuan hibah, melainkan memberikan pelatihan-pelatihan manajemen keuangan dan peningkatan kualitas SDM, serta menyediakan pembiayaan dengan bunga ringan. “Dulu bunga KUR 22%, sekarang menjadi 9% dan tahun depan turun lagi menjadi 7%. Kalau tidak ada bunga rendah, usaha mikro dan kecil hanya habis untuk membayar bunga kredit. Kapan mereka bisa sejahtera?”, tukas Puspayoga lagi.
Puspayoga pun berharap agar Kopdit Obor Mas tidak melulu berorientasi kepada besarnya SHU, sehingga bisa menciptakan bunga rendah bagi anggotanya. “Saya juga mengingatkan agar koperasi jangan dipakai sebagai alat kepentingan politik praktis di daerah. Karena koperasi akan hancur dengan sendirinya. Di samping itu,saya juga meminta agar penyaluran KUR diawasi dengan ketat agar tepat sasaran kepada yang memang membutuhkan bagi pengembangan usahanya”, tegas Puspayoga.
Sebagai informasi, realisasi penyaluran KUR di provinsi NTT per 30 November 2017 senilai Rp1,2 triliun yang disalurkan kepada 48.118 debitur.
Sementara Wagub NTT Benny Litelnoni mengapresiasi torehan prestasi Kopdit Obor Mas. “Saya yakin ke depan akan muncul lagi koperasi-koperasi sekelas Obor Mas. Karena, gerakan koperasi terus tumbuh di seluruh Indonesia, termasuk di NTT. Selain itu, ciri-ciri orang koperasi adalah berani terjun langsung ke masyarakat. Dan yang diutamakan dari sebuah koperasi adalah kejujuran dan pengurus dan para anggotanya”, tegas Benny.
Oleh karena itu, Benny meminta kalangan perbankan bisa melihat peluang tumbuhnya koperasi di NTT, dalam bentuk inovasi sinergi dengan melakukan satu kegiatan ekonomi untuk meningkatkan perekonomian Kabupaten Sikka. “Kualitas SDM koperasi harus terus ditingkatkan agar pendapatan anggota juga bisa terus meningkat”, tandas Benny.
Sedangkan Bupati Sikka Yoseph Ansar Rera, kinerja Kopdit Obor Mas dan Kopdit Pintu Air semakin mempertegas Kabupaten Sikka sebagai Kabupaten Koperasi di NTT. “Jumlah koperasi di Kabupaten Sikka sebanyak 431 koperasi, 163 diantaranya sudah berbadan hukum. Total anggota sebanyak 291 ribu jiwa dari jumlah penduduk 344 ribu orang. Koperasi di Sikka memiliki total aset Rp1 triliun dan omzet Rp8 triliun”, tukas Yoseph.
Dalam kesempatan yang sama, Ketua KSP Kopdit Obor Mas Gabriel Tongge mengatakan, terpilihnya Kopdit Obor Mas sebagai penyalur KUR merupakan bentuk kepercayaan pemerintah kepada kualitas SDM yang dimiliki Kopdit Obor Mas dalam pengelolaan manajemen yang profesional. Bahkan, sistem online dan IT yang dimiliki sudah sesuai dengan standar BI. “Dengan sudah adanya enam unit mobil kas keliling membuat kita semakin dekat dengan para anggota dengan sistem jemput bola. Kita mengembangkan IT pun untuk lebih mempermudah anggota koperasi melakukan transaksi”, kata Gabriel.
Yang pasti, lanjut Gabriel, pihaknya akan memanfaatkan penyaluran KUR untuk kesejahteraan para anggota koperasi. Dengan total jumlah anggota sebanyak 78 ribu orang, KUR diperuntukkan bagi anggota koperasi yang punya usaha produktif dan memenuhi syarat sebagai penerima KUR. “Kita memiliki produk KUR Mikro dengan maksimal pinjaman Rp25 juta dalam waktu 36 bulan. Sedangkan KUR Ritel dengan maksimal pinjaman antara Rp25 juta sampai Rp500 juta dalam jangka waktu lima tahun”, imbuh Gabriel.
Gabriel menambahkan, Kopdit Obor Mas akan terus meningkatkan kualitas pelayanan kepada seluruh anggotanya. Dan dengan prioritas lebih kepada bidang pendidikan bagi seluruh anggota koperasi. “Saat ini, Kopdit Obor Mas memiliki aset sebesar Rp575 miliar dan volume pinjaman senilai Rp307 miliar. Penyaluran perdana KUR kepada 10 anggota Kopdit Obor Mas yang bergerak di sektor usaha pertanian, perkebunan, dan perdagangan, dengan total penyaluran sebesar Rp350 juta”, pungkas Gabriel.
Pewarta : Risal
Editor : Redaksi
Photo : Humas Kementerian Koperasi dan UKM
Comment