Jakarta, Penalutim.com – Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) terus mencari alternatif dan gagasan dalam memperbaiki mutu dan kualitas pendidikan di Indonesia.
Sebagai lembaga yang bertanggung jawab terhadap kemajuan pendidikan di Indonesia, Kemendikbud mencetuskan kesenian sebagai media yang dapat dijadikan sebagai arena pembentukan karakter peserta didik.
Kesenian yang dianggap telah lama mati dari dunia pendidikan, menurut Hilmar Faid, Direktur Jenderal Kebudayaan Kemendikbud, ketersediaan pendidikan karakter di Sekolah perlu dihidupkan kembali.
“Ini merupakan agenda yang perlu dikerjakan bersama-sama,” ucap Hilmar, Minggu (30/10).
Salah satu indikator yang menyebabkan sepinya pendidikan kesenian di Sekolah ialah minimnya tenaga pengajar di bidang kesenian. Hal tersebut dikarenakan tidak tidak mudahnya untuk menjadi guru kesenian.
“Setelah lulus sarjana di institusi seni, masih membutuhkan dua tahun untuk mendapatkan akta mengajar. Keadaan tersebut masih membuat upaya untuk meningkatkan pendidikan kesenian menjadi terbatas,” jelas Hilmar.
Menyikapi hal tersebut, Kemendikbud berencana mengeluarkan kebijakan dengan merubah metode menjadi lebih mudah, yaitu dengan model sertifikasi calon tenaga pengajar yang tidak berlatar belakang kesenian untuk dapat memberikan pelatihan dan pelajaran kesenian.
“Kami berharap, proses sertifikasi itu ada. Nanti akan ada kelas tutorial bagi mereka, bagaimana cara mengajarkan musik di Sekolah,” kata Hilmar.
Peserta didik di Sekolah nantinya akan mendapatkan pendidikan karakter melalui kesenian. Meskipun masih belum detail, apakah akan dirumuskan sebagai bagian dari kegiatan ekstrakurikuler atau kurikuler. Hal tersebut masih membutuhkan riset lebih lanjut, untuk mengetahui kaitan kesenian dengan mata pelajaran yang lain. (RM/Red)
Comment