Luwu Timur, Penalutim.co.id – Hubungan Masyarakat (Humas) yang baik bagi sebuah perusahaan merupakan hal terpenting yang harus diperhatikan oleh setiap perusahaan. Mengingat eksistensi perusahaan berada di lingkungan masyarakat. Sebagaimana PT Vale Indonesia yang berada di tengah masyarakat dusun Balambano, Luwu Timur, Sulawesi Selatan.
Berkembangnya PT Vale Indonesia, perusahaan yang eksis puluhan tahun di tanah Luwu tersebut, ternyata tidak memberikan dampak positif bagi masyarakat Luwu Timur, khususnya dusun Balambano yang menjadi tempat oprasional perusahaan asing tersebut.
Sebagaimana yang diakui oleh Iqbal Hamka, masyarakat sekaligus Ketua Forum Komunikasi Masyarakat Balambano (FKMB), bahwa PT Vale kurang memperhatikan masyarakat dusun Balambano.
“PT Vale tidak memberdayakan masyarakat sekitar industri. PT Vale kurang perhatikan dusun Balambano, khususnya tentang penerimaan tenaga kerja di area Dam Larona 2. ” keluh Iqbal, Selasa (26/7).
Sejauh ini, Iqbal juga mengakui, bahwa PT Vale telah memberikan dana yang dimaksudkan untuk pemberdayaan lingkungan Balambano. Namun menurut Iqbal, masyarakat tidak merasakan dampak bagi sumbangan PT Vale yang dinilai sangat kecil.
“Kalau diberdayakan, pasti jawabannya iya. Melalui dana condev. Tapi dana condev tersebut tidak berarti sama sekali di tengah masyarakat. Karena sistem condev tidak berkelangsungan, tiap tahun lain program, otomatis tiap tahun juga program mati, ditambah lagi dananya yang sangat minim. Mana bisa bermanfaat? Tahun kemarin untuk di sektor ekonomi, kalau dirata-ratakan, per kk dapat 15 pupuk kandang, kalau di uangkan per kk dapat 240ribu/ tahun, apakah itu yg dinamakan menyejahterakan?” tegas Iqbal, Selasa (26/7).
Selain itu, masyarakat juga kerap mengeluhkan penerangan yang semestinya PT Vale turut berkontribusi. Sebab lingkungan dusun Balambano juga merupakan area operasional perusahaannya. Selain itu karena Balambano merupakan sumber pembangkit listrik tenaga air yaitu Dam Larona 2 milik PT Vale.
“Seharusnya PT. Vale memberikan penerangn khususnya, lampu jalan, penerangan rumah ibadah, Penerangan sekolah, dan listrik yang selama ini di gunakan warga balambano dari PLN bisa di subsidi, karena mengingat Sumber listrik trsebut berasal dari dusun balambano. Kemudian seharusnya PT.Vale memberikan bantuan khusus bagi warga dusun balambano yang ingin melanjutkan sekolah di bangku kuliah berupa bea siswa atau sejenisnya” tambahnya.
Keluhan masyarakat Balambano pun terus berkembang, karena lingkungannya yang dianggap menjadi tempat lalu lalang operasional perusahaan dan juga sebagai daerah sumber listrik PT Vale tidak pernah diperhatikan. Sehingga muncul pemikiran masyarakat untuk mengajak mahasiswa Luwu Timur yang berada di Jawa maupun Makassar, untuk menuntut kontribusi dari PT Vale terhadap dusun Balambano.
“Kami, masyarakat Balambano berharap, agar mahasiswa Luwu Timur yang ada di Jawa dan Makassar, bisa membantu kami untuk melakukan aspirasi dan aksi ketika hak masyarakat tersebut tidak dipenuhi,” harap Iqbal, Selasa (26/7).
Menanggapi hal tersebut Hidayat SB selaku ketua umum Himpunan Pelajar dan Mahasiswa Luwu Timur di jakarta (HIPMAJA) mengatakan kami siap memperjuangkan hak masyarakat yang selama ini di abaikan oleh pihak PT. Vale. Selain itu Hidayat juga menegaskan kalau perlu kita tutup jalan oprasional kendaraan PT vale yang masuk di larona 2. Hidayat juga menyarankan kepada pemerintah daerah Luwu Timur agar mengambil sikap tegas terhadap apa yang di alami oleh masyarakat dusun balambano saat ini. Sebab daerah tersebut merupakan tempat pembangkit tenaga listrik PT. Vale untuk menjalankan pabrik Nikcelnya, selasa (26/7)
senada dengan itu Muhammad Sapriel selaku ketua umum Ikatan Kekeluargaan Mahasiswa Indonesia Sulawesi Selatan cabang Ciputat juga angkat bicara, “Kami (mahasiswa) siap membantu memperjuangkan hak masyarakat yang tidak dipenuhi PT Vale. selain itu Sapriel juga menegaskan kalau perlu kita aksi depan Kantor PT. Vale di jakarta ” ucapnya, Selasa (26/7). (RM/Red).
Comment